Dahulukan Akhlak di atas Fikih

Dahulukan Akhlak di atas Fikih

Dahulukan Akhlak di atas Fikih

Publish number :

Kedua

Publication year :

2007

Publish location :

Bandung

Number of volumes :

1

ISBN :

979-433-403-0

(0 Votes)

QRCode

(0 Votes)

Dahulukan Akhlak di atas Fikih

Dalam kehidupan beragama, sering kali hukum dan ritual menjadi perhatian utama, sementara nilai-nilai moral yang menjadi ruh ajaran Islam justru terabaikan. Melalui Dahulukan Akhlak di atas Fikih, KH Jalaluddin Rakhmat mengajak pembaca untuk kembali pada esensi Islam: membangun akhlak mulia sebelum terjebak dalam formalitas hukum semata. Tentang Buku Buku ini merupakan refleksi mendalam tentang hubungan antara akhlak (moralitas) dan fikih (hukum Islam). KH Jalaluddin Rakhmat menegaskan bahwa tujuan akhir dari setiap hukum Islam adalah pembentukan manusia yang berakhlak. Ia mengkritik kecenderungan sebagian umat yang menilai keberagamaan hanya dari kepatuhan lahiriah, tanpa memperhatikan kasih sayang, kejujuran, dan keadilan yang menjadi inti dari syariat. Dengan gaya penulisan yang lembut, ilmiah, dan penuh kebijaksanaan, penulis menguraikan bagaimana akhlak harus menjadi fondasi bagi seluruh praktik keagamaan. Yang Akan Anda Pelajari Dalam buku ini, pembaca akan menemukan: Penjelasan mengapa akhlak harus menjadi landasan setiap amalan keagamaan. Kritik terhadap formalisme fikih yang mengabaikan nilai moral. Hubungan antara cinta, empati, dan keimanan yang sejati. Cara menumbuhkan kesadaran spiritual melalui perilaku etis. Pandangan Islam tentang keseimbangan antara syariat dan akhlak. Tentang Penulis KH Jalaluddin Rakhmat (1949–2021) adalah cendekiawan muslim, akademisi, dan pendakwah yang dikenal karena pemikirannya yang humanis dan rasional. Ia menulis banyak karya dalam bidang teologi, tasawuf, dan etika Islam, serta dikenal sebagai tokoh yang menekankan kasih sayang dan moralitas sebagai inti ajaran Islam. Untuk Siapa Buku Ini Buku ini ditujukan bagi pembaca yang ingin memahami Islam secara lebih mendalam—bukan hanya dari sisi hukum, tetapi juga dari nilai-nilai moral dan spiritual yang menjadi jantung ajaran agama.